Awal bulan tujuh, minggu pagi dengan angin yang tak begitu bersahabat. Daun-daun berguguran di halaman depan penginapan Arunika. Kali ini Arunika merasakan sejuk yang sangat menusuk, entah akan datang hujan atau tidak, tetapi beberapa hari ini masih saja mendung mengelilingi. Jogja selalu istimewa, meskipun kedatangan Arunika dengan pesawat terakhir pukul 22:00 tiga hari lalu disambut dengan hujan, membuat jalanan licin dan banyak grab yang meng- cancel pesanannya. Tempat Arunika menginap sebenarnya kos-kosan yang terletak dekat dengan bandara Adisucipto, di ujung gang dengan pemandangan kebun jagung yang sangat luas di belakangnya. Kos tersebut cukup nyaman, cukup untuk melepas lelah dari kegiatan pencarian buku Babad Tanah Jawi, ya, buku yang sangat legendaris, tetapi sangat sulit dicari loaknya. Pagi itu Arunika berencana untuk sarapan di Pasar Bantengan, cukup jalan kaki dari tempat Arunika menginap. Sarapan Arunika kali ini ialah gado-gado, yang setelah ia makan ia ak...