Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Meratapi Rindu

--Meratapi Rindu-- Teruntuk langit biru Kini ku akui aksaramu Kala benar rindu itu menusukku Padahal jarak belum beradu Teruntuk langit biru Kini sesak isi jiwaku Entah senyum yang buatku candu Atau pandang yang kadang rancu Sungguh, Awan putih pun tahu Bahwa warna warninya buatku melayu Bahkan angin pun ikut merindu Kala ku syairkan nada-nada ku Sungguh, Sungai nan panjang ini pun mengerti Bahwa kini ku tlah jatuh hati Semakin hari jiwa serasa mati Dan hanya diriku yang meratapi Winna Adelina Pontianak, 16 Juni 2017

Seratus Empat Puluh Delapan

Mungkin. Butuh bertahun lamanya tuk buat kakimu berlutut. Walaupun tak berat bagimu tuk bersujud. Kini, cukup kaki kecil ini melangkah. Mendekati bahkan mengikuti. Menemanimu dalam diam melihatmu dalam sepi. Toh, awan tak perlu kata tuk melindungimu dari panas mentari. Begitu pula aku. Kini, izinkan kakiku berpijak. Pada satu titik dimana matamu tak mampu mengelak. Atau pada tempat dimana jiwamu tak bisa bergerak. Toh, udara yg selalu kau hirup tak perlu isyarat tuk buatmu bernafas. Begitu pula aku. Kini, biarkan kaki ini berhenti. Pada satu titik yg kau namai hati. Tempat dimana jika ku pergi maka jiwamu mati. Hingga tanpaku hidupmu sepi. Toh, tanah tak perlu pamrih ketika kau jadikan ia tempat menanam kehidupan. Begitu pula aku. Memang. Butuh seratus empat puluh delapan hari tuk buatku mengerti. Butuh seratus empat puluh delapan hari tuk buatku mengakui. Dan akan butuh beratus-ratus hari tuk buatmu menyadari. Trans AD