Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kita

--Kita-- 23 Oktober 2017 Aku telah jadi kita Tuju ku nyata Hanya tengah melata Ingin jadi apa? Penggerak roda yang ada Atau penggerek kereta lama Kita tak bisa mengacakan Mereka adalah mereka Kita ialah kita Naungan memang sudah tercacak Sejak aku belum jadi nyawa Sejak si rindang masih ranting Berbalik ke masa lampau Bersandar sejenak Tanya satu dua tentang kita Bukankah sejarah adalah kisah Tempat belajar, menuai hikmah Saat dia Ingin tertoreh di dinding kasta Jadi pemeran yang punya nama Pemegang pengeras suara Aku cuma mau Menjadi pelaku sejarah Yang mengagungkan kita Tanpa menjatuhkan mereka Namun kerap kali aku bertanya Akan jadi apa? Sebongkah batu putih, hanya kuarsa Atau kerikil hitam, ternyata permata Sisa-sisa diskusi dengan dua dari kita, di naungan kita, berkisah tentang kita. (22/10/2017)

Goresan Untukmu

--Goresan Untukmu-- 24 Juli 2017 Hey, bung Tak jarang aku berfikir Apa isi kepalamu Entah satu dua kali Bayangku terselip Kali ini goresanku realistis Sembari meresapi sosokmu Berjarak satu dua meter Hey, bung Tak jarang berharap Bahwa kau salah satu pecandu Usapan manis penaku Tapi lagi-lagi aku berfikir Mana mungkin si peka Mendengar jerit si bisu Masih dan masih Jerih ini teruntukmu

Melepas Rindu

--Melepas Rindu-- 13 Mei 2017 Aku termangu Diantara deru ombak nan merdu Aku merindu Pada sosok hilang datang bagai hantu Sore itu mataku sayu Sore itu pandangku sendu Bahkan awan pun merindu Pada senja yang kian layu Aku tak tersentuh Sungguh Oleh sorak sorai angin menderu Atau pada kicau burung merayu Toh pasir ini kan jadi saksi bisu Tempat kau dan aku bertemu Walau hanya sebatas tahu Kini biar aku menyapamu Seperti angin meniup rambut lurusmu Seperti percik air menyentuh kulitmu Seperti cahaya menelusup matamu Kini biar aku meyapamu Hanya untuk melepas rindu

Meratapi Rindu

--Meratapi Rindu-- Teruntuk langit biru Kini ku akui aksaramu Kala benar rindu itu menusukku Padahal jarak belum beradu Teruntuk langit biru Kini sesak isi jiwaku Entah senyum yang buatku candu Atau pandang yang kadang rancu Sungguh, Awan putih pun tahu Bahwa warna warninya buatku melayu Bahkan angin pun ikut merindu Kala ku syairkan nada-nada ku Sungguh, Sungai nan panjang ini pun mengerti Bahwa kini ku tlah jatuh hati Semakin hari jiwa serasa mati Dan hanya diriku yang meratapi Winna Adelina Pontianak, 16 Juni 2017

Seratus Empat Puluh Delapan

Mungkin. Butuh bertahun lamanya tuk buat kakimu berlutut. Walaupun tak berat bagimu tuk bersujud. Kini, cukup kaki kecil ini melangkah. Mendekati bahkan mengikuti. Menemanimu dalam diam melihatmu dalam sepi. Toh, awan tak perlu kata tuk melindungimu dari panas mentari. Begitu pula aku. Kini, izinkan kakiku berpijak. Pada satu titik dimana matamu tak mampu mengelak. Atau pada tempat dimana jiwamu tak bisa bergerak. Toh, udara yg selalu kau hirup tak perlu isyarat tuk buatmu bernafas. Begitu pula aku. Kini, biarkan kaki ini berhenti. Pada satu titik yg kau namai hati. Tempat dimana jika ku pergi maka jiwamu mati. Hingga tanpaku hidupmu sepi. Toh, tanah tak perlu pamrih ketika kau jadikan ia tempat menanam kehidupan. Begitu pula aku. Memang. Butuh seratus empat puluh delapan hari tuk buatku mengerti. Butuh seratus empat puluh delapan hari tuk buatku mengakui. Dan akan butuh beratus-ratus hari tuk buatmu menyadari. Trans AD

Lima Huruf

Duhai bintang Kau yang tampak gemilang Kau yang selalu benderang Walau hatimu terkekang Duhai bintang Kau temaniku berdendang Kau buat hatiku senang Walau jiwamu tak tenang Aku kan menanti Menunggumu hingga pagi Atau aku yang menjambangi Menemuimu di ujung pelangi Aku kan bernyanyi Melantunkan lagu sunyi Di tepi sinar mentari Berteman hembusan sepi Oh indahnya cinta Penuhi hati sang hawa Walau diiring derita Dan tak tau berakhir dimana Oh pilunya rindu Tak semerdu alunan syahdu Namun selalu berbuah candu Dan rasa ingin bertemu 📝 Winna Adelina 21 November 2016 Apalah arti lima huruf itu jika hanya bisa ku kenang. Sebagai lima huruf yang selalu merasuki kepalaku. Yang membuatku selalu teringat sosoknya ketika lima huruf itu tertulis di antara bait kata yang diucap temanku atau yang tak sering ku baca di sela-sela pesan singkat mereka. Ini bukan hanya sebuah rangkaian cerita yang hanya bagian dari mimpi atau khay