Langsung ke konten utama

My Speech : "Improving Quality of The Land"


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Good morning ladies and gentleman, my name is Winna Adelina. First I would like to say thank you to Miss Dini because give an opportunity for me to speech about “Improving The Quality of The Land”
The quality is very good fertile soil for plant growth. Due to the fertile soil usually has complete nutrition, which is needed by plants to grow. In the visible soil quality sometimes be known fertility. But sometimes it takes some light tests to ensure the land is good for the plants.
Soils are complex mixtures of minerals, water, air, organic matter, and countless organisms that are the decaying remains of once-living things. It forms at the surface of land – it is the “skin of the earth.” Soil is capable of supporting plant life and is vital to life on earth.
Ladies and gentleman, you know that the quality of land is broken as a result of burning and a wrong processing. I would like to tell you three ways to improve the quality of the land. 
First, we must knowing the characteristics of the soil. Some soil types are not well used as a growth medium, such as sandy soil, calcareous. But can be improved by adding and process them with manure or other organic media. The best is loose or muddy ground, because it meets the criteria of the existence of all the components needed by the plant, namely water, air, better yet there are microorganisms that live in it.
Second, we have to knowing the soil pH. Most plants grow up on the land has a neutral pH, meaning not too acidic or alkaline. However, soil pH can be arranged in such a way to adjust to the type of crop to be grown. Of course the opposite element should be added to adjust the pH of the soil. Such as adding lime to the soil is too acidic, to neutralize the soil pH. The best thing is PH neutral because it allows microorganisms to live and fertilize the land.
And third, completing the components in the soil. There are three main elements in the soil that must exist so that plants can grow, namely nitrogen, phosphorus and potassium. Manure has almost all the elements necessary plant, so often by tilling the land with animal manure can fix the main elements in the soil. However, the best land is land where microorganisms can live in it. As the worm is a friend to plants. Worms cultivate the land into food for plants.
As far as possible avoid the use of chemicals in cultivating the land. The use of compost is recommended in cultivating the land. Because the compost will look after the land becomes more "worthy" for microorganisms and plants to live.
That’s all my speech, may what I have delivered be usefull in our life in this world and here after. If you found many mistakes in my speech please fogive me.
The last I say Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Komentar

Posting Komentar

Baca juga, yuk!

Arunika : Budi, Seorang yang di Etalase

        Sore itu langit sedang indah-indahnya. Mimpi Arunika masih sama, namun ternyata jalan menuju mimpi tersebut tidak hanya berbau hal-hal akademik, organisasi, dan keluarga. Ia duduk di tepi sungai tempat biasa melihat senja, hari itu ia merenung dengan diri sendiri. Tanpa si Jingga sahabat karibnya yang sangat suka mengejar senja. Arunika sebetulnya sangat menyukai senja, memotret bahkan menulis tentangnya. Namun, bagaikan seorang yang sedang kekenyangan, kali itu ia hanya memadang senja dengan sebuah kesedihan, karena tak mampu melahapnya. Tak lama datang seorang pria berambut ikal sepinggang dengan kumis tipis dan tatapan tajam, Budi namanya.         Jauh sebelum ia duduk di tepi sungai dan melihat senja, Arunika sudah mengenal seorang Budi. Budi adalah aktivis HAM di kotanya, mereka saling kenal karena Komunitas Penggores Pena (KPP) tempat Arunika menyerahkan pemikiran dan rumah ketiga bagi Budi selain rumahnya dan sekretariat di kampus. Budi merupakan mahasiswa Fakultas

Legowo

              Hari ini aku mematahkan pensil kesayanganku yang menjadi teman ketika aku membaca buku, ia yang menandai kalimat-kalimat manis ataupun penuh makna di dalam buku-buku yang pernah ku baca. Sejauh perjalananku, tak pernah aku ingin menggantikan pensil itu, meskipun sudah terlihat usang dan rapuh. Jangankan untuk menggantikannya, berfikir akan hal itupun aku tak pernah. Lalu, entah kapan aku mengenal kata “ Legowo ” dan berfikir aku sudah pada tahap itu atas pensil patahku. Apakah aku sudah benar-benar legowo ?             Iseng saja, aku mencari arti legowo di google, hanya untuk memperkaya pemahamanku tentang kata itu. Aku juga mencari kata itu di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang ku temui adalah legowo merupakan kalimat tidak baku dari legawa yang berarti dapat menerima keadaan atau sesuatu yang menimpa dengan tulus hati; ikhlas; rela.             Perihal legowo , aku juga bertanya pada beberapa kawan yang berdarah Jawa maupun bukan, tentang pemahaman mer

RAIH (Kisah Tentang Ia yang Disampahkan)

Kali ini adalah langkah terberat untuk Arunika ketika ia harus memilih mundur atau bertahan. Senja masih menyinari senyumannya sore itu, namun untuk kesekian kali senja tak akan bisa mengiringinya dalam melangkah. Menempa diri tanpa stamina penempa, bagaikan sebuah kertas kosong yang tak ada arah, terbang berlalu tanpa sebuah rumah. Dengan berat hati, namun diiringi keberanian dan tekad. Ia memasukkan sebuah catatan panjang tentang kedewasaan yang pernah ia curi dari rumahnya. Terik mentari memang selalu menjadi sebuah keseharian, namun kali itu ia juga tak mengingat sama sekali ada seorang yang akan mengisi hari sepinya. Terlampau jauh dari masalah percintaan, masalah hidupnya jauh lebih pelik. Maka dari itu, ia memilih membutakan mata dan hatinya hari itu. Memungut sisa-sisa kesetiakawanan, berat namun sangat mengagumkan. Tugas akhir yang kian membunuh dirinya, namun malah ia diasingkan dari dunia hanya karena ia memilih berkutat dalam diam. Hidup memang sebuah pilihan. Mem