Langsung ke konten utama

My Note. October, 6th 2016.

Tes pemetaan TUTEP = TOEFL ( Test of English as a Foreign Language). Untuk Faperta Ilmu Tanah kelas A & B.
·         Syarat sidang skripsi menyertakan sertifikat TUTEP dengan skor minimal 425
·         Thing to bring at the test :
Pen, pensil 2B, penghapus, KTM
Tes TUTEP untuk kelas ITN B hari Rabu, 12 Oktober 2016 pukul 07:30-10:00

5 tense yang sering kali digunakan
1.     Simple Present Tense à digunakan untuk menyatakan habitual action/rutinitas.
Rumus :
( + ) S + V1 (s/es)
( - ) S + do/does + not + V1
( ? ) do/does + S + V1 ?

Subject
Simple Present Tense
I
You
They
We
V1 ( do )
She
He
It
V1 ( does )
Example          :
They go to campus by bus.
( - ) They do not go to campus by bus.
( ? ) Do they go to campus by bus?
She goes to campus by motorcycle.
( - ) She does not go to campus by motorcycle.
( + ) Does she go to campus by motorcycle?

2.    Simple Past Tense à digunakan untuk menyatakan kalimat yang terjadi di masa lampau.
Rumus :
( + ) S + V2
( - ) S + did + not + V1
( ? ) did + S + V1

Subject
Simple Past Tense
I
You
They
We
Did
She
He
It

3.    Present/Past Continuous Tense à menyatakan kejadian yang sedang berlangsung
Rumus :
( + ) S + be + Ving
( - ) S + be + not + Ving
( ? ) be + S + Ving

Subject
Present Continuous Tense
Past Cintinuous Tense
I
am
Was
You
They
We
Are
Were
She
He
It
Is
Was

4.    Simple Future Tense à       mengekspresikan kejadian yang belum terjadi, masih direncanakan, kejadian di masa yang akan datang.
( + ) S + will + V1
( - ) S + will + not + V1
( ? ) will + S + V1

5.    Present Perfect Tense à menyatakan kejadian yang sudah terjadi dan hasilnya masih diagnosa.
( + ) S + has/have + V3
( - ) S + has/have + not + V3
( ? ) has/have + S + V3

Subject
Present Perfect Tense
I
You
They
We
Have
She
He
It
Has

Regular Verb ( d, ed, ied )
V1
V2
Open
Close
Want
Study
Opened
Closed
Wanted
Studied



Irregular Verb
V1
V2
V3
Go
Drink
Sing
Write
Take
Give
Make
Bring
Read
Cut
Come
Do
Went
Drank
Sang
Wrote
Took
Gave
Made
Brought
Read
Cut
Come
Did
Gone
Drunk
Sung
Written
Taken
Given
Made
Brought
Read
Cut
Come
Done

Task
1.     I + V1              : I take a bath twice a day.
( - )                 : I do not take a bath twice a day.
( ? )                 : do I take a bath twice a day?
2.    You + V1         : You make the cake.
( - )                 : You do not make the cake.
( ? )                 : Do you make the cake?
3.    They + V1       : They open the dor.
( - )                 : They do not open the dor.
( ? )                 : Do they open the dor?
4.    She + V1 (e/es)         : she makes the cake.
( - )                 : she does not make the cake.
( ? )                 : does she make the cake?
5.    He + V1 (e/es)           : Egi takes a bath twice a day.
( - )                 : Egi does not take a bath twich a day.
( + )                 : Does Egi take a bath twich a day?
6.    It + V1                        : It opens the dor.
( - )                 : It does not open the dor.
( + )                 : Does it open the dor?

Homework
1.     She (drink) coffee. ( S. Past)
( + )     : She drank coffee.
( - )     : She did not drink coffee.
( ? )     : Did she drink coffee?
2.    They (start) the course. (Pr Perfect)
( + )     : They have started the course.
( - )     : They have not started the course.
( ? )     : Have they started the course?
3.    Ana and Linda (open) the account ( Past Cont)
( + )     : Ana and Linda were opening the account
( - )     : Ana and Linda were not opening the account.
( ? )     : Were Ana and Linda opening the accpunt?
4.    The bank (close) at 5 p.m (S. Present)
( + )     : The bank close at 5 p.m.
( - )     : The bank does not close at 5 p.m.
( ? )     : Does the bank close at 5 p.m?
5.    The dog (run) the park ( S. Past)
( + )     : The dog ran the park.
( - )     : The dog did not run the park.
( ? )     : Did the dog run the park?

Komentar

Baca juga, yuk!

Arunika : Budi, Seorang yang di Etalase

        Sore itu langit sedang indah-indahnya. Mimpi Arunika masih sama, namun ternyata jalan menuju mimpi tersebut tidak hanya berbau hal-hal akademik, organisasi, dan keluarga. Ia duduk di tepi sungai tempat biasa melihat senja, hari itu ia merenung dengan diri sendiri. Tanpa si Jingga sahabat karibnya yang sangat suka mengejar senja. Arunika sebetulnya sangat menyukai senja, memotret bahkan menulis tentangnya. Namun, bagaikan seorang yang sedang kekenyangan, kali itu ia hanya memadang senja dengan sebuah kesedihan, karena tak mampu melahapnya. Tak lama datang seorang pria berambut ikal sepinggang dengan kumis tipis dan tatapan tajam, Budi namanya.         Jauh sebelum ia duduk di tepi sungai dan melihat senja, Arunika sudah mengenal seorang Budi. Budi adalah aktivis HAM di kotanya, mereka saling kenal karena Komunitas Penggores Pena (KPP) tempat Arunika menyerahkan pemikiran dan rumah ketiga bagi Budi selain rumahnya dan sekretariat di kampus. Budi merupakan mahasiswa Fakultas

Legowo

              Hari ini aku mematahkan pensil kesayanganku yang menjadi teman ketika aku membaca buku, ia yang menandai kalimat-kalimat manis ataupun penuh makna di dalam buku-buku yang pernah ku baca. Sejauh perjalananku, tak pernah aku ingin menggantikan pensil itu, meskipun sudah terlihat usang dan rapuh. Jangankan untuk menggantikannya, berfikir akan hal itupun aku tak pernah. Lalu, entah kapan aku mengenal kata “ Legowo ” dan berfikir aku sudah pada tahap itu atas pensil patahku. Apakah aku sudah benar-benar legowo ?             Iseng saja, aku mencari arti legowo di google, hanya untuk memperkaya pemahamanku tentang kata itu. Aku juga mencari kata itu di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang ku temui adalah legowo merupakan kalimat tidak baku dari legawa yang berarti dapat menerima keadaan atau sesuatu yang menimpa dengan tulus hati; ikhlas; rela.             Perihal legowo , aku juga bertanya pada beberapa kawan yang berdarah Jawa maupun bukan, tentang pemahaman mer

RAIH (Kisah Tentang Ia yang Disampahkan)

Kali ini adalah langkah terberat untuk Arunika ketika ia harus memilih mundur atau bertahan. Senja masih menyinari senyumannya sore itu, namun untuk kesekian kali senja tak akan bisa mengiringinya dalam melangkah. Menempa diri tanpa stamina penempa, bagaikan sebuah kertas kosong yang tak ada arah, terbang berlalu tanpa sebuah rumah. Dengan berat hati, namun diiringi keberanian dan tekad. Ia memasukkan sebuah catatan panjang tentang kedewasaan yang pernah ia curi dari rumahnya. Terik mentari memang selalu menjadi sebuah keseharian, namun kali itu ia juga tak mengingat sama sekali ada seorang yang akan mengisi hari sepinya. Terlampau jauh dari masalah percintaan, masalah hidupnya jauh lebih pelik. Maka dari itu, ia memilih membutakan mata dan hatinya hari itu. Memungut sisa-sisa kesetiakawanan, berat namun sangat mengagumkan. Tugas akhir yang kian membunuh dirinya, namun malah ia diasingkan dari dunia hanya karena ia memilih berkutat dalam diam. Hidup memang sebuah pilihan. Mem